BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teoretis
1.
Pemantapan Kemampuan
Profesional (PKP)
PKP (Pemantapan Kemampuan Profesional) merupakan program kegiatan yang memberikan pengalaman belajar untuk meningkatkan
kemampuan. Kompetensi yang diharapkan dapat dikuasai mahasiswa setelah
mengikuti PKP ialah mampu memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran
bidang studi atau pembelajaran tematik yang diajarkan di SD dengan menerapkan
kaidah-kaidah penelitian tindakan kelas (PTK). Tim FKIP UT (2013) menyatakan PKP sebagai muara dari
program S1 PGSD dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang dapat
meningkatkan kemampuan professional guru SD dalam mengelola pembelajaran.
Pembelajaran dalam PKP
dilakukan melalui belajar mandiri atau pembimbingan tatap muka. Mahasiswa melakukan belajar mandiri untuk memantapkan pemahaman
perencanaan dan pelaksanaan PTK, berbagai teori dan prinsip pembelajaran yang
akan diperbaiki dan ditingkatkan, serta perencanaan dan pelaksanan pembelajaran
dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.
2. Penelitian Tindakan Kelas
(PTK)
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berasal dari bahasa Inggris, yaitu Classrom
Action Research, diartikan penelitian dengan tindakan yang dilakukan
dikelas. Pendapat Suyadi (2012), PTK secara lebih sistematis dibagi menjadi tiga kata
yaitu penelitian, tindakan, dan kelas. Penelitian yaitu kegiatan mengamati
suatu objek tertentu dengan menggunakan prosedur tertentu untuk menemukan data
dengan tujuan meningkatkan mutu. Kemudian tindakan yaitu perlakuan yang
dilakukan dengan sengaja dan terencana dengan tujuan tertentu. Dan kelas adalah
tempat di mana sekelompok peserta didik menerima pelajaran dari guru yang sama.
Suharsini (2007) mengemukakan ada tiga kata yang membentuk pengertian PTK, yaitu penelitian, tindakan,
dan kelas. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan
aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat
dalam meningkatkan mutu suatu hal, serta menarik minat dan penting bagi
peneliti. Tindakan adalah kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan
tertentu. Sedangkan kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama
menerima pelajaran yang sama dari seorang guru. Dalam hal ini kelas bukan wujud
ruangan tetapi diartikan sebagai sekelompok siswa yang sedang belajar.
Karakteristik PTK menurut Sukardi
(2011) yaitu:
a. Masalah dalam PTK dipicu oleh munculnya kesadaran pada diri guru bahwa
praktik yang dilakukannya selama ini di kelas mempunyai masalah yang perlu
diselesaikan. Permasalahan yang muncul di kelas dan usaha untuk memperbaiki
dari permasalahan tersebut muncul dari dalam guru sendiri secara alami, bukan
dari dan oleh orang lain.
b. Penelitian melalui refleksi diri (self-reflection inquiry). PTK
mensyaratkan guru mengumpulkan data dari apa yang telah dilakukannya sendiri
(bukan bersumber dari orang lain) melalui refleksi diri untuk menemukan
kelemahan dan kekuatan dari tindakan yang telah dilakukannya dan mencoba
memperbaiki kelemahan dan mengulangi bahkan menyempurnakan tindakan-tindakan
yang dianggap sudah baik.
c. Peneliti memberikan perlakuan atau treatment yang berupa tindakan
yang terencana untuk memecahkan permasalahan dan sekaligus meningkatkan
kualitas yang dapat dirasakan implikasinya oleh subjek yang diteliti.
d. Langkah-langkah yang penelitian yang direncanakan selalu dalam bentuk
siklus, tingkatan atau daur yang memungkinkan terjadinya kerja kelompok maupun
kerja mandiri secara intensif. Siklus penelitian tersebutyang memiliki pola:
perencanaan (planning), pelaksanaan (action), observasi (observation),
refleksi (reflection), dan revisi (revision).
Sukayati dalam Ansori (2008) berpendapat manfaat PTK yang yang terkait dengan pembelajaran hampir sama
dengan yang disampaikan oleh antara lain mencakup hal-hal berikut:
1. Inovasi, dalam
hal ini guru perlu selalu mencoba, mengubah, mengembangkan, dan meningkatkan
gaya mengajarnya agar mampu merencanakan dan melaksanakan model pembelajaran
yang sesuai dengan tuntutan kelas dan jaman.
2. Pengembangan
kurikulum di tingkat kelas dan sekolah, PTK dapat dimanfaatkan secara efektif
oleh guru untuk mengembangkan kurikulum. Hasil-hasil PTK akan sangat bermanfaat
jika digunakan sebagai sumber masukan untuk mengembangkan kurikulum baik di
tingkat kelas maupun sekolah.
3. Peningkatan
profesionalisme guru, keterlibatan guru dalam PTK akan dapat meningkatkan
profesionalisme guru dalam proses pembelajaran. PTK merupakan salah satu cara
yang dapat digunakan oleh guru untuk memahami apa yang terjadi di kelas dan
cara pemecahannya yang dapat dilakukan.
Asrori (2007)
berpendapat tujuan PTK ini dapat dicapai dengan cara melakukan berbagai
tindakan untuk memecahkan berbagai permasalahan pembelajaran yang selama ini
dihadapi, baik yang disadari maupun yang tidak disadari. Oleh karena itu fokus
utama penelitian tindakan kelas adalah terletak kepada tindakan-tindakan
alternatif yang dirancang oleh guru kemudian di cobakan, dan dievaluasi untuk
mengetahui efektivitas tindakan-tindakan alternatif itu dalam memecahkan
masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru.
3.
Hakekat PKn
a.
Pengertian PKn
Supriya (2012)
mendefinisikan Pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang diambil
dari nilai-nilai pancasila dan konsep kewarganegaraan yang bertujuan untuk
pendewasaan peserta didik sebagai anggota masyarakat, warga Negara, dan
komponen bangsa Negara.
Winataputra
(2014) berpendapat mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan merupakan mata
pelajaran yang menitikberatkan pada
pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan
kewajibannya untuk menjadi warga Negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan
berkarakter yang diamanatkan oleh pancasila dan UUD 1945.
b.
Tujuan PKn
Tujuan PKn adalah untuk membentuk watak atau
karakteristik warga negara yang baik. Sedangkan tujuan mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan, menurut Mulyasa (2007) adalah untuk menjadikan
siswa :
1. mampu
berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi persoalan hidup
maupun isu kewarganegaraan di negaranya, berpartisipasi dalam segala bidang
kegiatan, secara aktif dan bertanggung jawab, sehingga bisa bertindak secara
cerdas dalam semua kegiatan,
2. dapat
berkembang secara positif dan demokratis, sehingga mampu hidup bersama dengan
bangsa lain di dunia dan mampu berinteraksi, serta mampu memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi dengan baik. Hal ini akan mudah tercapai jika
pendidikan nilai moral dan norma tetap ditanamkan pada siswa sejak usia dini
karena jika siswa sudah memiliki nilai moral yang baik maka tujuan untuk
mencapai warga negara yang baik akan mudah terwujudkan.
c. Manfaat PKn
Pendidikan
Kewarganegaraan yang berhasil akan membuahkan sikap mental yang cerdas, penuh
rasa tanggung jawab dari peserta didik. Sikap ini disertai dengan perilaku
yang:
1.
Beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta menghayati nilai-nilai falsafah
bangsa
2.
Berbudi
pekerti luhur, berdisiplin dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3. Rasional, dinamis, dan sadar akan hak dan kewajiban sebagai warga negara.
4.
Bersifat
profesional yang dijiwai oleh kesadaran bela negara.
5. Aktif memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni untuk kepentingan
kemanusiaan, bangsa dan negara
d.
Karakteristik PKn
Pkn merupakan mata pelajaran yang menanamkan pendidikan nilai dan moral.
Pada usia sekolah dasar pendidikan nilai dan moral sangat diperlukan untuk
mengontrol tindakan yang dilakukan. Pada masa ini khususnya untuk siswa kelas I,
siswa hanya memandang benar dan salah. Mereka lebih memandang sesuatu dengan
nyata.
e.
Materi PKn SD
Materi
kelas I mata pelajaran PKn adalah:
1.
Hak anak di sekolah : berisi
tentang apa saja yang di dapatkan siswa di sekolah
2.
Hak anak di rumah : berisi tentang apa saja yang anak dapat di rumah
3.
Kewajiban anak di sekolah :
berisi tentang apa saja yang harus
dilakukan anak di rumah
4.
Kewajiban anak di rumah : berisi
tentang apa saja yang harus dilakukan anak di rumah.
Pada penelitian ini materi yang perlu di perbaiki
melalui kegiatan penelitian adalah hak anak di sekolah karena hasil belajar siswa
menggunakan metode ceramah kurang maksimal. Peneliti menggunakan model picture
and picture dengan harapan hasil pemahaman siswa tentang hak anak di sekolah
dapat meningkat.
4.
Model Pembelajaran Picture
and Picture
a.
Pengertian dan Tujuan Picture
and Picture
Pembelajaran picture
and picture menurut Hamdani (2010)
adalah metode gambar yang dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan yang logis.
Model pembelajaran picture and picture merupakan sebuah model dimana guru
menggunakan alat bantu atau media gambar untuk menerangkan sebuah materi atau
memfasilitasi siswa untuk aktif belajar. Penggunakan
alat bantu atau media gambar, diharapkan siswa mampu mengikuti pelajaran dengan
fokus yang baik dan dalam kondisi yang menyenangkan. Sehingga apapun pesan yang
disampaikan bisa diterima dengan baik dan mampu meresap dalam hati, serta dapat
diingat kembali oleh siswa. Pembelajaran
ini memiliki cirri Aktif, Kreatif dan Menyenangkan.
Tujuan
pembelajaran picture and picture bagi siswa yaitu merangsang siswa agar lebih
bersemangat untuk mengikuti pembelajaran PKn melalui media gambar ilustrasi.
Model ini juga membangkitkan siswa dalam
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Tujuan bagi guru yaitu
menambah kreatifitas guru dalam menjelaskan materi agar siswa tidak jenuh
dengan model pembelajaran yang berpusat pada guru.
Menurut Istarani (2011) kelebihan
dan kelemahan model pembelajaran picture and picture adalah :
1. Kelebihan model pembelajaran picture and picture
a) Materi
yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran guru menjelaskan
kompetensi yang harus dicapai dan materi secara singkat terlebih dahulu.
b) Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena
guru menunjukkan gambar-gambar mengenai materi yang dipelajari.
c) Dapat
meningkat daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa disuruh guru untuk
menganalisa gambar yang ada.
d) Dapat
meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab guru menanyakan alasan siswa
mengurutkan gambar.
e)
Pembelajaran lebih berkesan,
sebab siswa dapat mengamati langsung gambar yang telah dipersiapkan oleh guru
2.
Kelemahan
pembelajaran picture and picture
a)
Sulit menemukan gambar yang bagus
dan berkualitas serta sesuai dengan materi pelajaran
b)
Sulit menemukan gambar yang sesuai dengan daya
nalar atau kompetensi siswa yang dimiliki
c)
Baik guru maupun siswa kurang
terbiasa dalam menggunakan gambar sebagai bahan utama dalam membahas suatu
materi pelajaran
d)
Tidak tersedianya dana khusus
untuk menemukan atau mengadakan gambar-gambar yang diinginkan
b. Sintakmatik model pembelajaran picture and picture
Adapun langkah-langkah dari pelaksanaan Picture and
Picture ini menurut Istarani (2011) sebagai berikut.
1. Guru
menyediakan gambar yang akan digunakan
2. Guru
menunjuk siswa untuk menjodohkan gambar
3. Guru
memberikan pertanyaan mengenai alasan siswa menjodohkan gambar
4. Guru
mengembangkan materi dan menanamkan
konsep materi yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
5. Guru
menyampaikan kesimpulan
c.
Sistem Sosial
Sistem sosial
ditandai dengan guru melakukan komunikasi dengan siswa mengenai materi. Guru bukan sebagai pusat
kegiatan belajar, tetapi juga melibatkan siswa sehingga siswa aktif dalam
pembelajaran. Siswa akan merasa lebih dihargai, sebagai contoh guru meminta
pendapat siswa mengenai materi.
d.
Sistem Pendukung
Sistem
pendukung yaitu menggambarkan kondisi-kondisi yang diperlukan untuk
terlaksananya kegiatan pembelajaran. Sarana yang memadai akan mendukung
keberhasilan pembelajaran. Guru berperan penting dalam proses pembelajaran.
Alat peraga yang digunakan guru harus inovatif, kreatif dan menyenangkan agar
siswa bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Kesiapan siswa juga sangat
penting dalam proses pembelajaran.
e. Dampak Instruksional dan
pengiring
Dampak
instruksional ialah pemahaman siswa dalam materi hak anak di sekolah mata
pelajaran PKn pada tujuan pembelajaran yang diharapkan. Guru
menyampaikan materi dengan mencontohkan peristiwa yang riil dengan gambar
ilustrasi. Dampak pengiring ialah perilaku hasil belajar yang diperoleh siswa.
Dampak pengiring ini terutama dihasilkan sebagai akibat terciptanya suasana dan
kondisi tertentu yang dialami siswa dalam proses pembelajaran, tanpa mengarah
langsung dari guru. Setiap situasi, kondisi, pola interaksi, atau pengalaman
belajar yang dialami oleh siswa dalam proses pembelajaran dapat menstimulasi
berkembangnya perilaku dan sikap tertentu pada diri siswa
5. Karakteristik
Siswa
Peaget dalam Nurhayati (2011) berdasarkan pentahapan,
perkembangan kognitif anak usia SD berada pada tahap opersinal konkret (concrete operasional). Istilah operasi
konkret mencerminkan pendekatan yang terikat atau terbatas pada dunia nyata.
Anak-anak usia SD dapat membentuk konsep, melihat hubungan, dan memecahkan
masalah, namun hanya sepanjang mereka melibatkan objek-objek dan
situasi-situasi yang mereka kenal. Anak-anak usia ini mengembangkan
keterampilan penalaran logis dan konservasi karena telah menguasai konsep reversibilitas
sepanjang berhadapan dengan dunia yang mereka kenal.
Nurhayati menambahkan anak-anak pada
kelas-kelas sekolah dasar sedang bergerak dari pemikiran egosentris ke
desentris, atau dari pemikiran subjektif ke pemikiran objektif. Pemikiran
desentris memungkinkan anak-anak melihat bahwa orang lain dapat memiliki persepsi berbeda dari persepsi
mereka.
Masa kelas rendah rendah sekolah dasar,
kira-kira 6 atau 7 tahun sampai umur 9 atau 10 tahun. Beberapa sifat anak-anak
pada masa ini antara lain seperti berikut.
1) Adanya
hubungan positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi (apabila
jasmaninya sehat banyak prestasi yang diraih).
2) Sikap
tunduk kepada peraturan-peraturan permainan yang tradisional.
3) Adanya
kecenderungan memuji diri sendiri (menyebut nama sendiri).
4) Suka
membanding-bandingkan dirinya derngan anak lain.
5) Apabila
tidak dapt menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap tidak penting.
6) Pada
masa ini (terutama usia6-8 tahun) anak menghendaki nilai (angka rapor) yang
baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau
tidak.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian
yang terkait dengan pembagian pada prinsipnya sudah dilakukan oleh orang lain
menggunakan metode pembelajaran yang berbeda. Dengan merujuk penelitian
tersebut, diharapkan guru dapat memenuhi solusi yang lebih tepat untuk
permasalahan yang sama tentang penggunaan model pembelajaran picture
and picture.
Penelitian
yang dilakukan Moerwani (2011) berjudul “Penggunaan
Pembelajaran Kooperatif Model Picture and Picture untuk Meningkatkan Belajar
IPA pada Siswa Kelas IV Semester 1 SD Negeri 2 Jatipohon Kecamatan Grobogan
Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2011/2012”. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui apakah mengajar dengan menggunakan media gamabr dapat
meningkatkan motivasi siswa dalam proses pembelajaran IPA. Hasil tes
siklus I siswa yang tuntas KKM >69 meningkat menjadi 20 siswa (71%) dan pada
siklus II siswa yang tuntas KKM> 69 meningkat menjadi 24 siswa (86%). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif
model picture and picture terbukti dapat meningkatkan hasil belajar IPA.
Andriyani pada tahun 2013 juga melakukan penelitian
berjudul “Penerapan Teknik Pembelajaran
Picture and Picture untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Kenampakan Alam”.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pembelajaran IPS materi kenampakan
alam. Hasil pretest, persentase ketuntasan belajar mencapai 65%. Pada siklus I
persentase ketuntasan belajar mencapai 68% kemudian meningkat lagi pada siklus
II 94%, sehingga penggunaan model pembelajaran picture and picture siswa
kelas V SDN 4 Pamalayan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis.
Hidayati
melakukan penelitian pada tahun 2013 berjudul “Penerapan Metode Picture and
Picture untuk Meningkatkan Hasil Belajar Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV MIN
Ngawen Gunungkidul Yogyakarta” yang bertujuan untuk meningkatkan hasil
belajar IPA dengan model pembelajaran Picture and Picture pada siswa
kelas IV. Hasil penelitian yang diperoleh pada siklus I adalah 72,22%. Pada siklus
II 88,89%. Jadi pembelajaran dengan menggunakan model picture
and picture mampu meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV MIN Ngawen
Gunungkidul, Yogyakarta.
Dewi
melakukan penelitian pada tahun 2013 berjudul “Penerapan Model Picture and
Picture untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Deskripsi pada Siswa Kelas II
SDN Bringin 02 Semarang” yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan
guru, meningkatkan aktivitas siswa, dan meningkatkan hasil belajar siswa
melalui penerapan model Picture and Picture. Hasil penelitian siklus I
keterampilan guru mendapat skor 31 dengan kriteria baik dan siklus 2 mendapat
skor 36 dengan kriteria sangat baik. Aktivitas siswa pada siklus I mendapat
skor 25,8 dengan kriteria baik dan pada siklus II mendapat skor 29,5 dengan
kriteria baik. Hasil belajar siswa pada siklus I mendapat nilai rata-rata 72
dengan ketuntasan 72% dan pada siklus II nilai rata-rata 80 dengan ketuntasan
94%.
C. Kerangka Berfikir
Keberhasilan
belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Metode
berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa. Penggunaan metode yang sesuai
akan merangsang siswa bersungguh-sungguh dalam belajar. Metode pembelajaran
yang sesuai juga dapat merangsang motivasi dan sikap siswa dalam belajar. Siswa
akan lebih paham apabila guru memberi contoh nyata dalam kehidupan siswa.
Faktor guru
juga mempengaruhi pemahaman siswa dalam belajar. Guru yang banyak berceramah
akan mengakibatkan siswa bosan. Mereka akan lebih tertarik dengan hal lain,
sebagai contoh bergurau dengan teman sebangkunya. Seringkali guru memberi
contoh yang abstrak, sehingga siswa kurang mengerti apa yang dijelaskan guru.
Melalui model pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan
pemahaman siswa.
Metode
pembelajaran picture and picture diharapkan dapat meningkatkan pemahaman
siswa karena pembelajaran lebih inovatif
dan menyenangkan serta lebih bermakna dan riil. Metode picture
and picture cenderung belajar “memahami” bukan “menghafal”.
Gambar 2.1 Alur PTK
dalam Perbaikan Pembelajaran PKn
D. Hipotesis
Penerapan model pembelajaran Picture and
Picture akan meningkatkan hasil belajar PKn materi hak anak di sekolah pada
siswa kelas I SD Negeri 1 Campursari Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung
tahun ajaran 2014/2015.