I. KEGIATAN
PRAKTIKUM 1.1 : CIRI-CIRI
MAKHLUK HIDUP
Makhluk hidup
merupakan benda hidup yang selain memiliki ciri
atau sifat sebagai benda , juga
memiliki sifat atau ciri yang membedakannya dari benda tak
hidup. Perbedaan itu terutama tampak pada ciri – ciri fisiologisnya.
Ciri makhluk
hidup yang membedakannya dari makhluk hidup adalah kemampuan dalam berkembang
biak , menerima dan menerima tanggapan
terhadap rangsang, dapat tumbuh kembang, perlu makan dan air, melakukan
pernapasan.
A.
Tujuan Penelitian
Mengamati ciri-ciri makhluk hidup yang
ada disekitar tempat tinggal.
B. Dasar Teori
Makhluk
hidup adalah makhluk yang memiliki ciri-ciri kehidupan.Ciri-ciri tersebut
membedakannya dari benda tak hidup atau benda mati. Ciri-ciri makhluk hidup
adalah bernapas,perlu makan,bergerak terhadap rangsang,tumbuh dan berkembang
C.
Alatdan Bahan
1) Alat-alat tulis
2) Tabel pengamatan
3) Alam sekitar.
D.
Cara Kerja
1)
Menyiapkan alat
tulis dan tabel pengamatan yang diperlukan
2)
Pergi ke
lingkungan sekitar lingkungan tempat tinggal
3)
Menemukan lebih
kurang 10 mahluk hidup ( 5 hewan dan 5 tumbuhan)
4)
Mencatat
kesepuluh jenis mahluk hidup tersebut kedalam lembar pengamatan
5)
Member tanda cek
( √ ) sesuai dengan cirri – cirri yang telah diamati pada tabel.
6)
E.
Hasil
Pengamatan
Berdasarkan temuan makhluk hidup di lingkungan tempat
tinggal dan sekitarnya, kami menemukan kurang lebih 10 makhluk hidup.
Tabel 1.1 Hasil Pengamatan
Ciri-ciri Makhluk Hidup
No
|
Nama Makhluk
Hidup
|
Gambar
|
Ciri-Ciri Makhluk
Hidup *)
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|||
1
|
Ayam
|
![]() |
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
2
|
Burung Kenari
|
![]() |
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
3
|
Ikan Hias
|
![]() |
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
4
|
Pohon Mangga
|
![]() |
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
5
|
Bunga Anggrek
|
![]() |
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
6
|
Tanaman Cabe
|
![]() |
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
7
|
Sapi
|
![]() |
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
8
|
Kucing
|
![]() |
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
9
|
Rumput
|
![]() |
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
10
|
Tanaman Putri
Malu
|
![]() |
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
*) Keterangan :
1.
Bergerak dan Bereaksi Terhadap
Rangsang
2.
Bernapas
3.
Perlu Makan
4.
Tumbuh
5.
Berkembang
F.
Pembahasan
Ciri-ciri makhluk hidup:
1. Bernafas
Mahluk hidup bernafas untuk bertahan hidup. Ketika
bernafas, mahluk hidup mengambil oksigen ( zat asam ) dan mengeluarkan zat asam
arang ( karbon dioksida ) serta uap air.
2. Tumbuh
kembang
Tumbuh : suatu proses bertambah besarnya ukuran makhluk
hidup atau volume dan penambahan ukuran tidak kembali pada ukuran semula.
Kembang : proses menuju kedewasaan yang dipengaruhi oleh
hormon, nutrisi dan lingkungan.
3. Perlu
makan dan air
Setiap mahluk hidup memerlukan makanan.
Hal ini bertujuan agar dapat mempertahankan hidup, menghasilkan energi, dan pertumbuhan. Setiap mahluk hidup mempunyaicara berbeda – beda dalam
memperoleh makanan. Tumbuhan dapat membuat makanan sendiri melalui proses
fotosintesis. Hewan dan manusia tidak dapat membuat makanan sendiri, tetapi
tergantung pada mahluk hidup lainnya.
4. Berkembang
biak
Berkembangbiak adalah cara
memperbanyak diri untuk mempertahankan kelestarian jenisnya.
5. Menanggapi
rangsang
Sesuatu yang ada di luar tubuh mahluk hidup merupakan
rangsangan. Rangsangan dapat berupa cahaya, panas, bunyi, dingin, bau,
sentuhan, gelap, dan terang. Mahluk hidup memiliki kemampuan menerima dan
menanggapi rangsangan.
G.
Kesimpulan
Hewan dan tumbuhan adalah makhluk
hidup yang memiliki ciri-ciri sebagai makhluk hidup. Makhluk hidup merupakan
benda hidup yang selain memiliki ciri atau sifat sebagai benda, juga memiliki
sifat atau ciri yang membedakan dari benda tak hidup adalah dalam hal
berkembangbiak, menerima dan member tanggapan terhadap rangsang, dapat tubuh
kembang, perlu makan dan air, serta melakukan pernafasan.
H.
Jawaban
Pertanyaan
1)
Iya benar, tumbuhan memenuhi
ciri –ciri gerak dan bereaksi terhadap rangsang. Hal ini bisa dibuktikan
apabila tanaman putri malu disentuh atau terkena rangsangan, daunnya akan
menutup.
2)
Persamaan dan perbedaan ciri
kehidupan hewan dan tumbuhan
No.
|
Persamaan
|
Perbedaan
|
|
Tumbuhan
|
Hewan
|
||
1
|
Sama sama melakukan pernapasan
|
·
Tidak memiliki
alat pernapasan khusus
·
Mengambil dan
mengeluarkan gas secara pasif
|
·
Umumnya
memiliki alat pernapasan khusus
·
Mengambil dan
mengeluarkan gas secara aktif
|
2
|
Sama-sama memerlukan makanan dan air
|
·
Dapat menyusun
makanan sendiri dari zat – zat sederhana yang ada dilingkungannya
·
Makanan
diambil dalam bentuk gas dan cair
|
·
Makan makhluk
hidup lain
·
Makanan
diambil dalam bentuk padat dan cair
|
3
|
Sama-sama dapat tumbuh dan berkembang
|
·
Tumbuh kembang
berlangsung selama hidupnya, ada di daerah tumbuh tertentu
·
Bentuk tubuh
menyebar dan bercabang, jumlah bagian tubuh tak tentu
|
·
Masa tertentu
serempak pada seluruh bagian tubuh
·
Bentuk tubuh
tertentu, jumlah bagian tubuh tertentu.
|
4
|
Sama-sama dapat melakukan
perkembangbiakan secara kawin atau tak kawin
|
·
Pembuahan
terjadi di dalam alat perkembanganbiakan betina
·
Umumnya jumlah
anak banyak, tidak dipelihara induk dan dilindungi induk
|
·
Pembuahan
dapat terjadi di dalam tubuh maupun luar tubuh
·
Umumnya jumlah
anak terbatas dipelihara dan dilindungi
|
5
|
Sama-sama menerima dan memberikan
tanggapan terhadap rangsang
|
·
Reaksi lambat,
terbatas, dan lebih pasif
·
Umumnya
menetap atau bergerak sebagian tubuh
|
·
Reaksi
terhadap rangsang cepat, simultan dan aktif
·
Dapat
berpindah tempat
|
II. KEGIATAN
PRAKTIKUM 1.2 : GERAK PADA TUMBUHAN
A. Tujuan
Penelitian
1) Mengamati gerak
seismonasti
2) Mengamati gerak
niktinasti
3) Mengamati gerak
geotropisme negatif pada tumbuhan
B. Dasar Teori
Gerak
pada tumbuhan tidak mudah kita amati
kecuali beberapa tumbuhan tertentu yang melakukan niktisasi dan seismonasi.
Gerak tubuh pada tumbuhan dibagi atas gerak taksis,nastidan tropisme.
C. Alat
dan Bahan
1) Seismonasti dan
niktinasti
a. Tanaman putri malu
b. Kotak karton atau kardus
1 buah
c. Stop watch atau jam
tangan 1 buah
d. Alat-alt tulis dan
Penggaris.
2) Geotropisme
a.
Pot berukuran kecil 2 buah
b.
Tanah yang subur secukupnya
c.
Biji cabe
d. Air
secukupnya
D. Cara
Kerja
1.
Seismonasti
a.
Menyediakan alat
dan bahan
b.
melakukan
sentuhan halus hingga sentuhan yang paling kasar terhadap daun – daun putri malu tersebut
c.
Mencatat hasil
pengamatan pada tabel hasil pengamatan
2.
Niktinasti
a.
Menyediakan 2
tanaman putri malu
b.
Memberi tanda A
pada tanaman putri malu pertama dan B pada putri malu kedua
c.
Letakkan tanaman putri malu A di tempat terang dan
terbuka
d.
Sedangkan tanaman putrimalu B ditutup dengan menggunakan kardus yang
kedap cahaya dengan hati – hati agar tidak menyentuhnya .Biarkan tertutup
selama kurang lebih setengah jam.
e.
Setelah setengah
jam dibuka dengan hati-hati agar tidak tersentuh
f.
Mengamati yang
terjadi pada putri malu B dan membandingkan dengan putri malu A
g.
Mencatat hasil
pengamatan pada tabel pengamatan
3.
Gerak Tropisme
(Geotropisme negatif)
a.
Membuat dua buah
pot tanaman cabe dengan menanam 5 biji cabe dalam setiap pot yang telah diberi
lubang pada alasnya
b.
Memberi label A
untuk pot pertama dan B untuk pot kedua
c.
Meletakkan pot B
secara horizontal, sedangkan pot A dibiarkan berdiri dan menyimpan keduanya di
tempat terbuka
d.
Melakukan
pengamatan setiap pagi dan sore selama satu minggu
e.
Menuangkan hasil
pengamatan pada lembar kerja
E. Hasil Pengamatan
1.
Seismonasti
![]() |
|||||
![]() |
![]() |
||||
`
Gambar 2.1. Jenis sentuhan Pada Putri malu
Tabel 2.1. Hasil Pengamatan Seismonasti
No.
|
Jenis sentuhan
|
Reaksi
|
Keterangan
|
1
|
Halus
|
Daun menutup pelan
|
Reaksi lambat
|
2
|
Sedang
|
Daun menutup agak cepat
|
Reaksi agak cepat/srentak
|
3
|
Kasar
|
Daun menutup cepat sekali
|
Reaksi cepat/spontan
|
2.
Niktinasti
![]() |
![]() |
||
Gambar 2.2. Niktinasti pada tanaman
putri malu
Tabel 2.2. Hasil pengamatan gerak Niktinasti
No.
|
Putri malu
|
Reaksi putri malu
|
|
Mula-mula
|
Setengah jam kemudian
|
||
1
|
Disimpan di tempat terang
|
Daun segar tanpa menutup
|
Daun segar tanpa ada yang menutup
|
2
|
Ditutup kardus
|
Daun segar tanpa menutup
|
Daun menutup
|
3.

Geotropisme Negatif


![]() |
Gambar 2.3. Geotropisme negatif pada
tanaman
Tabel 2.3. Hasil pengamatan Geotropisme
negatif
Jenis Pot
|
Pengamatan Hari Ke-
|
Keterangan
|
||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
||
A
|
5
|
5,5
|
6
|
6,5
|
6,9
|
7,2
|
7,5
|
Lurus Ke atas
|
B
|
5
|
5,5
|
5,9
|
6,4
|
6,8
|
7,2
|
7,4
|
Tumbuh menuju arah datangnya sinar
matahari, batang membengkok ke atas
|
F.
Pembahasan
Gerak
dan iritabilitas merupakan salah satu ciri makhluk hidup baik hewan maupun
tumbuhan. Gerak pada hewan mudah diamati, sedangkan gerak pada tumbuhan tidak
mudah diamati, kecuali tumbuhan putri malu yang melakukan niktinasti dan
seismonasti.
G. Kesimpulan
Cepat
lambatnya reaksi tumbuhan dalam menanggapi rangsang tergantung pada halus,
sedang, dan kasarnya sentuhan. Tumbuhan tumbuh mengikuti arah datangnya sinar
(rangsang cahaya).
H. JawabanPertanyaan
1)
Contoh tanaman lain yang dapat
melakukan gerak niktinasti selain putri malu adalah tanaman petai cina dan
pohon turi. Karena proses
niktinasti banyak terjadi pada tumbuhan berdaun majemuk.Niktinasti terjadi
karena sel-sel motor di persendian tangkai daun (anak-anak daun majemuk) atau
pulvinus memompa ion K+ dari satu bagian ke bagian lainnya sehingga
menyebabkan perubahan tekanan turgor. Menurunnya tekanan turgor ini disebabkan
karena pengaruh perubahan suhu.
2)
Gerak niktinasti terjadi karena
pengaruh perubahan suhu, sedangkan gerak seismonasti terjadi karena pengaruh
rangsangan sentuhan.
III. KEGIATAN
PRAKTIKUM 1.3 : RESPIRASI PADA MAKHLUK HIDUP
Bernapas berarti
memasukkan oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Oksigen diangkut oleh darah
ke sel-sel tubuh. Di dalam sel terjadi proses pembakaran bahan-bahan makanan
oleh oksigen dan menghasilkan karbondioksida
A. Tujuan
Penelitian
1)
Membuktikan bahwa respirasi
memerlukan udara (oksigen)
2) Membuktikan
bahwa respirasi menghasilkan karbondioksida.
B. Dasar Teori
Salah
satu ciri makhluk hidup adalah bernapas/melakukan respirasi.Ketika melakukan
respirasi/pernapasan, makhluk hidup mengambil oksigen dari lingkungannya dan
mengeluarkan karbondioksida serta uap air ke dalam lingkungannya. Oksigen di
dalam tubuh makhluk hidup digunakan untuk proses pembakaran (oksidasi), dari proses
ini akan dihasilkan energi yang akan digunakan untuk aktivitas hidup.
C. Alat
dan Bahan
1) Untuk respirasi
memerlukan oksigen
a.
Botol ukuran
kecil 3 buah.
b.
Sedotan air
kemasan gelas (aqua gelas) 3
buah.
c.
Plastisin
secukupnya.
d.
Kapur sirih
secukupnya.
e.
Kapas
secukupnya.
f.
Jangkrik 1 ekor.
g.
Kecambah secukupnya
h.
Pipet tetes 1
buah.
i.
Air yang diberi
pewarna merah secukupnya.
2) Untuk respirasi menghasilkan
karbondioksida
a.
Kapur sirih
secukupnya
b.
Air secukupnya
c.
Botol selai 3
buah
d.
Plastisin secukupnya
e.
Sedotan limun 6
buah
f.
Spidol 1
D. Cara Kerja
1)
Respirasi memerlukan oksigen
a.
Menyiapkan alat
dan bahan yang diperlukan.
b.
Memasukkan
sedikit kapur sirih ke dalam dasar botol, selanjutnya memasukkan kapas
secukupnya.
c.
Masukkan kedelai yang sedang berkecambah kedalam botol
yang telah diberi kapur sirih dan kapas pada langkah (2). Kemudian berilah
label A pada botol tersebut.
d.
Memasukkan
jangkrik ke dalam botol yang telah diberi kapas pada langkah (2).Kemudian berilah label B pada botol tersebut.
e.
Melapisi bagian
dekat pangkal sedotan air kemasan dengan segumpal plastisin, kira-kira dapat
menyumbat mulut botol, selanjutnya masukkan pangkal sedotan air kemasan yang
dilapisi gumpalan plastisin tersebut hingga plastisin menutup mulut botol,
sedotan air kemasan menghubungkan udara luar dengan udara di dalam botol.
f.
Merapikan
plastisin pada mulut botol hingga mulut botol tertutup dengan rapat dan rapi.
g.
Memberi label C pada respirometer buatan tanpa menggunakan makhluk hidup (sebagai
kontrol).
h.
Menetesi ujung
sedotan air kemasan gelas pada setiap respirometer dengan air yang diberi
pewarna merah.
i.
Mengamati
tetesan air berwarna pada setiap respirometer dengan selang waktu 5 menit
selama 5 kali pengamatan.
j.
Menuangkan hasil
pengamatan pada lembar kerja (Tabel 3.1)

Gambar 3.1.
rangkaian percobaan respirasi memerlukan oksigen
2)
Respirasi menghasilkan karbondioksida
a.
Menyiapkan alat
dan bahan yang diperlukan.
b.
Membuat air kapur jenuh. Larutkan kapur sirih kedalam lebih kurang 250 ml
hingga jenuh.

Gambar
3.2. membuat larutan kapur sirih
c.
Biarkan air kapur mengendap hingga diperoleh air yang
jernih

Gambar
3.3. air kapur sirih mengendap
d.
Sedotlah air kapur jernih dengan selang plastik kecil
e.
Tuanglah air kapur jenuh pada botol (A), (B), (C) dengan
ukuran yang sama.
f.
Pasanglah perangkat percobaan yaitu sedotan, plastisin seperti gambar.

Gambar 3.4.
rangaian perangkat percobaan Respirasi
g.
Hisaplah udara dari botol (A) melalui sedotan limun,
gunakan untuk bernapas. Selanjutnya hembuskan napas anda ke botol (B) melalui sedotan
limun.
h.
Lakukan langkah tersebut berkali-kali hingga air kapur di
botol (B) menjadi keruh.
i.
Amati kedudukan air berwarna dalam pipa dari sedotan aqua
gelas pada setiap respirometer.
j.
Tuangkan hansil pengamatan pada tabel pengamatan.
E. Hasil Pengamatan
1)
Pernafasan memerlukan oksigen
Tabel 3.1. hasil pengamatan Respirasi membutuhkan oksigen
No.
|
Respirometer
|
Keadaan Air Berwarna pada
Respirometer, 5 menit:
|
||||
Pertama
|
Kedua
|
Ketiga
|
Keempat
|
Kelima
|
||
1.
|
A
|
0,1
|
0,2
|
0,3
|
0,5
|
0,5
|
2.
|
B
|
0,4
|
0,7
|
0,9
|
1
|
1,05
|
3.
|
C
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
2)

Pernafasan mengeluarkan karbondioksida


Gambar 3.5 percobaan Respirasi
menghasilkan Karbondioksida
Tabel 3.2. hasil pengamatan Respirasi menghasilkan
Karbondioksida
Botol Percobaan
|
Kondisi Mula-Mula
|
Kondisi Akhir Percobaan
|
A
|
Jernih
|
Jernih
|
B
|
Jernih
|
Keruh
|
C
|
Jernih
|
Keruh
|
F. Pembahasan
a. Respirasi memerlukan oksigen
1. Berdasarkan
hasil pengamatan, kami menemukan bahwa tetesan air berwarna pada respirometer A
(yang diisi kecambah)
berjalan dari 0 cm
menjadi 0,1 cm
untuk 5 menit pertama, berjalan kembali menjadi 0,2cm untuk 5 menit kedua, berjalan lagi
menjadi 0,3cm
setelah 5 menit ketiga, sedangkan untuk 5 menit keempat dan kelima respirometer
menunjukkan angka yang sama yaitu 0,5cm.
2. Berdasarkan
hasil pengamatan, kami menemukan bahwa tetesan air berwarna pada respirometer B (yang diisi jangkrik) berjalan dari 0 cm menjadi 0,4 cm untuk 5 menit pertama, berjalan
kembali menjadi 0,7cm
untuk 5 menit kedua, berjalan lagi menjadi 0,9 cm setelah 5 menit ketiga, sedangkan
untuk 5 menit keempat 1 cm dan 5 menit kelima respirometer menunjukkan angka 1,05cm.
3. Berdasarkan
hasil pengamatan, kami menemukan bahwa tetesan air berwarna pada respirometer C (tanpa diisi makhluk hidup) tidak
berjalan dan menunjukkan angka yang sama yaitu 0 ml baik pada waktu 5 menit
pertama, kedua, ketiga, keempat maupun kelima.
4. Berdasarkan
hasil pengamatan pada Tabel 3.1
dapat kita amati bahwa cairan berwarna pada respirometer yang diisi makhluk
hidup dapat berjalan/berpindah tempat hal ini menunjukkan adanya
pergeseran/pergerakan udara (oksigen) di dalam respirometer, sedangkan cairan
berwarna pada respirometer tanpa makhluk hidup tidak berjalan hal ini
menunjukkan tidak adanya pergerakan udara (oksigen) di dalam respirometer.
b.
Respirasi mengeluarkan Karbondioksida
Dari percobaan diatas, kami
telah membuat alat pernapasan sederhana yang bertujuan untuk membuktikan bahwa
sistem pernapasan manusia menghasilkan gas karbondioksida. Berdasarkan
percobaan yang telahdilakukan, proses pernapasan manusia menghasilkan
karbondioksida. Hal ini dibuktikan oleh larutan kapur yang telah di uji yaitu
air kapur yang jernih menjadi lebihkeruh setelah ditiup dengan selang atau
sedotan.Pada proses pernapasan, oksigen yang dihirup pada saat menarik napas
akanberdifusi masuk ke darah dalam kapiler darah yang menyelubungi alveolus.
Selanjutnya, sebagian besar oksigen diikat oleh hemoglobin untuk diangkut ke
sel-sel jaringan tubuh. Hemoglobin yang terdapat dalam butir darah merah atau
eritrosit ini tersusun oleh senyawa hemin atau hematin yang mengandung unsur
besi dan globin yang berupa protein. Hasil pernapasan yang dikeluarkan adalah
berupa CO2. Sebenarnya reaksi pernapasan berupa pengolahan O2 menjadi
energy dan penglepasan CO2 tersebut dilakukan di dalam sel dan
terjadi pada bagian yang disebut mitokondria. Udara hasil pernapasan selain CO2 adalah H2O
(uap air). Oleh karena itulah, apabila kita mengembuskan
napas di kaca akan terbentuk titik-titik
air.Pertukaran gas antara oksigen dengan karbondioksida dari atmosfer, yang
menyediakan kandungan gas oksigen sebanyak 21% dari seluruh gas yang ada. Oksigen masuk kedalam tubuh melalui perantaraan alat
pernapasan yang berada di luar. Pada manusia, alveolus yangterdapat di
paru-paru berfungsi sebagai permukaan untuk tempat pertukaran gas. Pada udara
pernapasan ada udara yang masuk dan ada udara yang dikeluarkan. Susunan atau
komposisi udara yang masuk dan udara yang dikeluarkan dalam pernapasan
berbeda-beda. Perbedaan komposisikandungan gas dalam udara terdiri atas
nitrogen79,01 %, oksigen 20,95 %, carbondioksida 0,04 % dan sisanya adalah gas-
gas lain. Sedangkan komposisi gas yang keluar dari udara yang dipernapaskan
terdiri dari nitrogen 79,6 %, oksigen 18,6 %, dan karbondioksida 4,0 %. Manusia
membutuhkan suply oksigen secara terus-menerus untuk proses respirasi sel, dan
membuang kelebihan karbondioksida sebagai limbah beracun produk dari proses
tersebut.
G. Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap makhluk hidup pasti
melakukan respirasi/pernapasan dan ketika melakukan respirasi, makhluk hidup memerlukan
udara (oksigen). Kesimpulan dari hasil percobaan ini adalah dapat dibuktikan
bahwa setelah kita menghirup oksigen akan dihembuskan karbon dioksida, hal ini
ditunjukkan pada perubahan air kapur yang awalnya jernih kemudian berubah
menjadi keruh setelah berikatan dengan karbondioksida. Warna kapur yang keruh
itulah yang menjadi bukti nyata hasil dari endapan reaksi air kapur dengan
karbondioksida.
H. Jawaban
Pertanyaan
1.
Guna kapur sirih
dalam percobaan respirasi memerlukan oksigen adalah untuk mengikat
sehingga
yang dikeluarkan jangkrik setelah melakukan
respirasi/pernapasan bereaksi dengan kapur sirih.


2.
Tetesan pewarna
(eosin) pada alat respirometer (A) bergerak dan (B) tidak bergerak. Hal ini
disebabkan karena respirometer (A) diisi dengan makhluk hidup (jangkrik)
sedangkan kita semua mengetahui bahwa setiap makhluk hidup melakukan respirasi.
Pada saat melakukan respirasi makhluk hidup memerlukan udara (oksigen). Dengan
demikian, tetesan pewarna (eosin) pada respirometer (A) bergerak disebabkan
karena adanya pergerakan/pergeseran udara (oksigen) di dalam respirometer.
Tetesan pewarna (eosin) pada alat respirometer (B) tidak bergerak karena tidak
ada makhluk hidup di dalam respirometer sehingga tidak terjadi respirasi di
dalamnya akibatnya udara di dalam respirometer (B) tidak bergerak dan tetesan
pewarna (eosin) pada respirometer (B) pun tidak ikut bergerak.
3.
Air kapur yang paling keruh didapatkan dpada botol (B),
karena pada udara hasil pernapasan dari hisapan udara di botol (A) banyak
mengandung CO2. Karena terdapat endapan garam pada air kapur.
Ketika air kapur (Ca(OH)2) direaksikan dengan CO2 yang dihasilkan oleh
ekspirasi pernapasan kita akan menghasiulkan garam (CaCO3) dan air (H2O). Garam
inilah yang menyebabkan air kapur menjadi keruh.
I. Daftar Pustaka
Sumardi,
Yosaphat.dkk(2009). KONSEP DASAR Di SD.
Modul 1.Jakarta : Universitas Terbuka.
KEGIATAN PRAKTIKUM 2
SIMBIOSIS
I.
SIMBIOSIS
PARASITISME
A. Tujuan :
Mengidentifikasi simbiosis parasitisme di lingkungan
sekiar.
B. Alat dan Bahan :
1.
Alat-alat tulis
2.
Tabel pengamatan
3.
Lingkungan
sekitar
C. Teori Dasar
:
Simbiosis berasal dari bahasa Yunani
sym yang berarti dengan dan biosis yang berarti kehidupan.Simbiosis
merupakan interaksi antara dua organisme
yang hidup berdampingan.Simbiosis merupakan pola interaksi yang sangat erat dan khusus
antara dua makhluk hidup yang
berlainan jenis.Makhluk hidup yang melakukan simbiosis disebut simbion.Parasitisme adalah di mana pihak yang
satu mendapat keuntungan dan merugikan pihak lainnya.
D. Cara Kerja :
1.
Siapkan
alat-alat tulis dan
table pengamatan yang diperlukan
2.
Pergilah ke
lingkungan yang ada disekitar tempat tringgal anda, jika ada pergilah ke kebun
atau hutan terdekat.
3.
Cobalah
identifikasi beberapa simbiosis parasitisme yang terjadi anatara heawan dengan
tumbuhan, antara hewan dengan hewan, atau antara tumbuhan dengan tumbuhan.
4.
Temukan
sedikitnya 5 hubungan yang terjadi!
5.
Tuliskan hasil
identifikasi anda pada Lembar Kerja.
E. 
Data Pengamatan :


Gambar 2.1. Contoh
Simbiosis Parasitisme
Tabel. 1.1. Hasil Pengamatan Simbiosis Parasitisme
No
|
Jenis
hubungan parasitisme
|
Pihak
yang dirugikan
|
Pihak
yang diuntungkan
|
||
Jenis
makhluk hidup
|
Jenis
kerugian
|
Jenis
makhluk hidup
|
Jenis
keuntungan
|
||
1
|
Parasitisme
|
Pohon Mangga
|
Diambil makanan
|
Benalu
|
Mendapat makanan
|
2
|
|
Tanaman Pagar
|
Diambil makanannya
|
Tali Putri
|
Mendapat makanan
|
3
|
|
Tanaman Jambu air
|
Diambil makanannya
|
Ulat
|
Mendapat makanan
|
4
|
|
Kucing
|
Dihisap darahnya
|
Kutu
|
Mendapat makanan
|
5
|
|
Manusia
|
Dihisap darahnya
|
Kutu
|
Mendapat makanan
|
F.
Pembahasan
:
Benalu (Loranthus, suku Loranthaceae adalah sekelompok tumbuhan parasit yang hidup dan
tumbuh pada batang (dahan) pohon tumbuhan lain. Benalu dapat dijumpai dengan
mudah pada pohon-pohon besar di daerah tropis.Biji tumbuhan ini pada buahnya
menghasilkan getah seperti lem berbentuk jeli yang lengket.
Penyebaran
tumbuhan ini terjadi dibantu oleh burung,
apabila burung memakan buah dan bijinya lalu mengekskresikan pada dahan
pohon, bijinya yang lengket akanmenempel
pada dahan pohon selanjutnya akan berkecambah dan benalu muda mulai tumbuh.
Pada
pohon jambu air dan pohon
mangga, benalu dan tali putri sebagai pohon parasit akan memperoleh makanan
dari pohon inangnya (pohon tempat benalu/taliputrihidup). Kutu yang ada pada
kucing akan menghisap darah kucing dan kutu yang ada pada rambut manusia akan
hidup dengan cara menghisap darah manusia.
G. Kesimpulan
Dari
pengamatan yang telah dilakukan
dapat disimpulkan bahwa makhluk hidup hidup yang bersifat parasit akan
mendapatkan keuntungan dan akan merugikan merugikan pihak yang lain. Sebagai
contoh yang mudah di temukan adalah
benalu pada pohon mangga dan pada pohon-pohon lainnya, putri malu pada
inangnya, kutu akan mendapatkan makanan dari kucing/hewan lain yang
dihinggapinya, kutu akan menghisap darah pada kepala manusia atau cacing akan
memakan makanan yang ada dalam perut manusia.
H. Pertanyaan dan Jawaban
1.
Apakah
hubungan kutu anjing dengan anjing merupakan hubungan parasitisme?
Jawab
:
Ya, Karena dalam hal ini kutu mendapatkan makanan
yang banyak dari anjing sedangkan anjing dirugikan yaitu rusaknya bulu pada
anjing
2.
Di
antara hubungan parasitisme yang anda temukan ,adakah yang menyebabkan kematian
pada inangnya?
Jawab
:
Ya, Terutama pada tumbuhan mangga apabila benalu
didiamkan maka dia akan memakan tumbuhan inangnya sehingga tumbuhan tersebut
akan layu,kering dan mati.
II.
SIMBIOSIS
KOMENSALISME
A. Tujuan
Mengidentifikasi
simbiosis komensalisme di lingkungan sekitar
B. Alat dan Bahan
1.
Alat tulis
2.
Lembar pengamatan
3.
Lingkunagn sekitar
C. Cara Kerja
1.
Menyiapkan alat dan bahan
2.
Pergi ke lingkungan sekitar
3.
Mengidentifikasi beberapa jenis Simbiosis Komensalisme
4.
Menemukan 3 hubungan yang terjadi
5.
Menulis identifikasi pada lembar kerja
6.
Menganalisis makhluk hidup mana yang diuntungkan dan mana
yang tidak diuntungkan dan juga dirugikan
7.
Menuangkan hasil dengan melengkapi tabel
D. DasarTeori
Simbiosis berasal dari bahasa Yunani : syn “dengan” dan biosis “hidup”, yang artinya adalah dekat dan sering-interaksi
jangka panjang antara biologis yang berbeda species (Bennett,1877). Makhluk
hidup yang melakukan simbiosis disebut simbion. Hubungan simbiotik termasuk
asosiasi di mana satu pasangan hidup di dalam yang lain. Atau simbiosis bisa
diartikan hubungan timbal balik antara organisme yang berbeda.
Simbiosis dibedakan menjadi 3 yaitu :
1.
Simbiosis Parasitisme
2.
Simbiosis Komensalisme adalah suatu hubungan simbiosis,
di mana suatu spesies makhluk hidup diuntungkan, sedangkan pihak lainnya tidak
diuntungkan ataupun dirugikan.
3.
Simbiosis Mutualisme
E. 
Hasil Pengamatan


Gambar 2.2. simbiosis komensalisme
No.
|
Jenis
hubungan Komensalisme
|
Pihak
yang diuntungkan
|
Jenis
Makhluk Hidup yang tidak untung juga tidak rugi
|
|
Jenis
Makhluk Hidup
|
Jenis
Keuntungan
|
|||
1
|
Tanaman anggrek dengan pohon inangnya
|
Tanaman
Aggrek
(Tumbuhan)
|
Mendapatkan
tempat tinggal
|
Pohon
(inangnya)
|
2
|
Tanaman paku tanduk rusa dengan pohon inangnya
|
Paku Tanduk Rusa
(Tumbuhan)
|
Mendapatkan
tempat tinggal
|
Tumbuhan
(Pohon)
|
Tabel. 1.2. Hasil
Pengamatan Simbiosis Komensalisme
F. Pembahasan
Simbiosis komensalisme
merupakan hubungan antara 2 makhluk
hidup dimana pihak yang satu diuntungkan sedangkan pihak yang lain tidak
diuntungkan dan tidak dirugikan. Seperti pada contoh diatas berikut alasannya:
1.
Tanaman Anggrek
dengan pohon inangnya
Tanaman anggrek biasanya hidup pada pohon yang tinggi
untuk mendapat cahaya, sehingga dapat melakukan fotosintesis sendiri. Akar
tanaman adalah akar epifit, yaitu mengembangkan akar sekulen dalam melekat pada
batang pohon tempatnya tumbuh tetapi tidak merugikan pohon inangnya.
2.
Tanaman paku
tanduk rusa dengan pohon inangnya.
Tanaman tanduk rusa biasanya digunakan sebagai tanaman
hias yang ditempelkan pada batang pohon. Tanaman tanduk rusa memiliki sifat
yang sama dengan tanaman anggrek, yaitu tidak menyerap makanan dari tanaman
inangnya.
G.
Kesimpulan
Simbiosis komensalisme
merupakan pola interaksi antara makhluk hidup dimana salah satu simbion
mendapat keuntungan sedangkan simbion yang satunya lagi tidak mendapatkan
keuntungan juga tidak mengalami kerugian.
H.
JawabanPertanyaan
Hubungan komensalisme dalam
kadar tertentu tidak menimbulkan kerugian, seperti pada tanaman anggrek dengan
pohon inangnya. Anggrek menempel pada inangnya hanya untuk tempat hidup, bukan
untuk mengambil sari-sari makanan pohon inangnya
III.
SIMBIOSIS
MUTUALISME
A. Tujuan
Mengamati
Simbiosis Mutualisme pada lingkungan sekitar.
B. Alat dan Bahan
1.
Alat tulis
2.
Lembar Pengamatan
3.
Lingkungan Sekitar
C. Cara
Kerja
1.
Menyiapkan alat dan
bahan
2.
Pergi ke lingkungan
sekitar
3.
Mengidentifikasi
beberapa Simbiosis Mutualisme
4.
Menemukan 3
hubungan Simbiosis Mutualisme
5.
Menulis identifikasi
pada lembar kerja
6.
Jenis keuntungan
apa saja yang diperoleh pada setiap spesies
7.
Menuangkan hasil
pada lembar kerja
D. Dasar
Teori
Simbiosis berasal dari bahasa Yunani : syn “dengan” dan biosis “hidup”, yang artinya adalah dekat dan sering-interaksi
jangka panjang antara biologis yang berbeda species (Bennett,1877). Makhluk
hidup yang melakukan simbiosis disebut simbion. Hubungan simbiotik termasuk
asosiasi di mana satu pasangan hidup di dalam yang lain. Atau simbiosis bisa
diartikan hubungan timbal balik antara organisme yang berbeda.
Simbiosis dibedakan menjadi 3 yaitu :
1.
Simbiosis
Parasitisme
2.
Simbiosis Komensalisme
3.
Simbiosis Mutualisme adalah hidup bersama di antara dua spesies
makhluk hidup, dimana kedua spesies tersebut mendapatkan keuntungan.
E. Hasil
Pengamatan
Tabel
Hasil Pengamatan Simbiosis Komensalisme
No
|
Jenis
hubungan Simbiosis
|
Pihak
I yang diuntungkan
|
Pihak
II yang diuntungkan
|
||
Jenis
Makhluk hidup
|
Jenis
Keuntungan
|
Jenis
Makhluk hidup
|
Jenis
Keuntungan
|
||
1
|
Jamur dan Ganggang
|
Jamur
|
Mendapatkanmakanan
|
Ganggang
|
Mendapatkan
mineral dan air
|
2
|
Bunga dengan Lebah
|
Bunga
|
Dibantu proses
penyerbukannya
|
Lebah
|
MendapatkanMakanan
|
3
|
Bungan dan Kupu-kupu
|
Bunga
(Tumbuhan)
|
Membantu
proses penyerbukan
|
Kupu-kupu
(Hewan)
|
Mendapatkanmakanan
|
F. Pembahasan
Simbiosis mutualisme adalah
simbiosis yang menguntungkan kedua simbion, simbion yang menguntungkan
kelangsungan kedua simbion tersebut. Berikut uraian pengamatan dari simbiosis
mutualisme:
·
Jamur dengan Ganggang

Gambar Jamur dengan Ganggang Hijau
Jamur mendapatkan makanan dari
hasil fotosintesis ganggang, sedangkan ganggang mendapatkan air dan mineral
tanah dari jamur
·
Bunga dengan Lebah
Gambar Lebah dengan Bunga
Bunga dibantu penyerbukan
oleh lebah dan lebah menghisap madu dari bunga.
·
Bunga dan Kupu-kupu

Gambar. Kupu-kupu pada bunga
Kupu-kupu
mendapatkan nectar pada bunga sebagai makanannya. Sedangkan bunga dapat
melakukan proses penyerbukan dibantu oleh kupu-kupu.
G. Kesimpulan
Simbiosis
mutualisme merupakan simbiosis yang saling menguntungkan. Tidak ada pihak yang
dirugikan dari kedua simbion. Karena salah satu simbion memerlukan simbion lain
untuk melakukan proses untuk kelangsungan hidupnya.
H. Jawaban
Pertanyaaan
Contoh simbiosis mutualisme yang
terjadi pada tubuh manusia adalah bakteri E. Coli dalam usus besar
manusia yaitu untuk membantu proses pembusukan sisa pencernaan, sedangkan
bakteri E. Coli mendapatkan makanan.
KEGIATAN
PRAKTIKUM 3
PERTUMBUHAN,
PERKEMBANGAN, DAN PERKEMBANGBIAKAN MAKHLUK HIDUP
1.
Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
A.
Tujuan
Mengamati pertumbuhan
dan perkecambahan kacang merah.
B.
Dasar Teori
Pertumbuhan
merupakan proses pertambahan volume dan jumlah sel yang mengakibatkan bertambah
besarnya organisme. Pertambahan jumlah sel terjadi karena adanya pembelahan
mitosis, dan bersifat irreversiabel artinya organisme yang tumbuh tidak akan
kembali ke bentuk semula. Pertambahan jumlah sel terjadi karena adanya
pembelahan mitosis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan hasil interaksi
antara faktor-faktor yang terdapat dalam tubuh organisme, seperti sifat
genetika yang ada dalam gen dan hormon yang merangsang pertumbuhan.
Perkembangan
adalah suatu
proses kemajuan yang terjadi secara berangsur-angsur dari kompleksitas rendah ke
kompleksitas tinggi dan terjadi diferensiasi. Perkembangan dapat
dinyatakan melalui berbagai cara, mulai dari bagian tertentu suatu tanaman
sampai jumlah total perkembangan tanaman.Pada tanaman, aktifitas perkembangan yang vital ini
banyak tumpang tindih. Pertumbuhan apikal
pada ujung akar dan ujung batang mendahului morfogenesis dan
diferensiasi. Tetapi pembesaran batang terjadi oleh karena pembesaran sel – sel
setelah morfogenesis dan diferensiasi berlangsung.
C.
Alat dan Bahan
1. Biji Kacang merah 6 buah
2. Botol selai 2 buah
3. Kertas saring secukupnya
4. Kertas label secukupnya
5. Gunting 1 buah
D.
Cara Kerja
1. Merendam biji kacang merah dalam air
semalaman.
2. Melipat keras saring sehingga lebarnya
setinggi dasar sampai leher botol selai. Bila
perlu potonglah kelebihannya.
3. Menggulung kertas saring tersebut dan
masukkan ke dalam botol selai sehingga menempel pada dinding botol bagian
dalam.
4. Menyisipkan 6 biji kacang merah pada
botol selai. Tambahkan air secukupnya sehingga kertas saring tetap basah
(kira-kira 1/10 nya).
5. Menyimpan sediaan di tempat terang
tetapi tidak terkena sinar matahari langsung selama 2 minggu. Jika air tampak
berkurang (kertas saring mongering) menambahkan
air secukupnya sehingga kertas saring tetap basah tetapi permukaan air
tidak merendam biji.
6. Mengamati perkecambahan dan pertumbuhan
biji-biji tumbuhan dari sediaan tersebut. Mencatat kapan biji kacang merah
mulai berkecambah, mengamati bagaimana akar, batang dan daun tumbuh. Memasukkan
hasilnya ke dalam lembar kerja.
E.
Data Hasil
Pengamatan
Hasil Pengamatan Pertumbuhan
dan Perkecambahan Biji Kacang Merah
Hari Ke
|
Pertumbuhan Kecambah
Kacang Merah
|
Panjang
|
Keterangan
|
|
Akar
|
Batang
|
|||
1
|
Kondisi awal
|
1 mm
|
2-3mm
|
Bakal akar terlihat
|
2
|
Tumbuh akar
|
1-1,5 mm
|
8-10 mm
|
Jelas terlihat
|
3
|
Terlihat batang
|
2-3 mm
|
20 mm
|
Biji kacang terangkat
|
4
|
Terlihat batang
|
5-10 mm
|
40 mm
|
Terangkat ke atas
|
F.
Pembahasan
Berdasarkan hasil
praktikum dapat diketahui bahwa pada minggu pertama terdapat
perubahan. Pada umur 1 hari panjang akar 1mm dan terus bertambah
panjangnya hingga minggu ke 2 panjangnya mencapai 14 cm, begitu juga batang dan
tumbuhnya daun. Hal itu dikarenakan sel terus membelah dan berdiferensiasi dan
merupakan akibat dari aktivitas meristem lateral. Ukuran akar yang semakin
panjang dikarenakan pada ujung akar sel – selnya selalu membelah
karena adanya aktifitas meristem apikal. Pertumbuhan dan perkembangan juga
terjadi pada daun. Daun yang semula hanya 1 helai kecil tumbuh menjadi 2 helai
yang kemudian membesar begitu juga dengan bertambah panjangnya batang kecambah.
G.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
praktikum pada pertumbuhan dan perkembangan dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan
dan perkembangan organismemerupakan hasil dari pembelahan sel, pembesaran
sel serta diferensiasi sel. Proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung
dan kacang tanah khususnya dari waktu ke waktu mengalami perubahan tumbuh
tanaman apabila dilihat dari bertambahnya tinggi, jumlah daun, diameter akar
dan batang pada tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut
dipengaruhi oleh faktor dari luar maupun dari dalam. Faktor dari dalam berupa
hormon sedang faktor dari luar yaitu gen, cahaya matahari, suhu udara,
kelembaban udara, tanah, nutrisi dan air.
2. Pertumbuhan dan Perkembangan pada Hewan
A. Tujuan
1.
Mengamati pertumbuhan
dan perkembangan lalat buah (Drosophila sp) dari telur sampai
imago (dewasa).
2.
Mengetahui
lamanya siklus hidup lalat buah.
B. Dasar
Teori
Drospilla sp atau lalat buah adalah lalat yang biasanya menghinggapi buah yang sudah
busuk. Lalat buah mempunyai kontruksi modular, yaitu suatu segmen abdomen.
Seperti hewan simestris bilateral lainnya, drospilla mempunyai poros anterior
dan posterior (kepala-ekor). Pada drospilla, determinan sitoplasmik
yang sudah ada didalam telur memberi informasi posisional unutk penempatan
kedua poros bahkan sebelum fertilisasi. Metamorfosis pada Drosophila
termasuk metamorfosis sempurna yaitu: telur-larva instarI-larva instarII-larva
instarIII-pupa-imago.
Faktor yang mempengaruhi siklus hidup drospilla adalah suhu lingkungan, ketersediaan
makanan, tingkat kepadatan botol pemeliharaan, intensitas cahaya.
C. Alat
dan Bahan
1. Plastik
transparan pembungkus ukuran besar 1 buah
2. Botol
selai 3 buah
3. Pisang
ambon secukupnya
4. Tape
ketela pohon secukupnya
5. Sendok
makan 1 buah
6. Kertas
saring secukupnya
7. Lalat
buah ± 20 ekor
D.
Cara
Kerja
1. Membuat
medium lalat buah
Untuk setiap botol
selai diperlukan ± 2 sendok makan penuh medium. Jadi untuk percobaan ini
diperlukan ± 6 sendok makan penuh medium. Dengan demikian anda dapat
memeperkirakan banyaknya medium yang akan dibuat. Cara membuat medium lalat
buah ikutilah prosedur berikut.
a. Sediakan
alat penumbuk/blender jika ada, pastikan alat-alat tersebut dalam keadaan bersih
b. Haluskan
pisang ambon yang sudah ranum dan tape ketela pohon dengan perbandingan 6
pisang : 1 tape menggunakan penumbuk/blender
c. Sesudah
medium tercampur rata dan halus, masukkan ke dalam botol selai, masing-masing 2
sendok makan dan ratakanlah
d. Masukkan
kertas saring steril atau kertas tissue yang sudah anda lipat
kedalam setiap botol selai
2. Menangkap
lalat buah
a. Persiapkan
botol selai dan tutupnya serta kantong plastik besar
b. Pergilah
ke tempat dimana terdapat tong sampah/tumpukan sampah
c. Setelah
sampai di tempat sampah, kembangkanlah kantong plastik besar dengan mulut
plastik terbuka lebar dan anda pegang pada pangkalnya kemudian arahkan mulut
tong sampah terbuka dan buatlah kejutan dengan cara memukul atau
mengguncang-guncangkan tong sampah.
d. Biasanya
lalat buah akan terbang dan akan terperangkap ke dalam kantong plastik dengna
cara sehingga beberapa ekor lalat buah sekarang terperangkap dalam kantong
plastik
3. Mengkultur
lalat buah
a. Masukan
lalat buah yang terperangkap dalam plastik tadi dengan hati-hati ke dalam botol
kultur, pekerjaan ini agak sulit dan mintalah bantuan teman. Jika anda
kesulitan biuslah lalat buah yang ada dalam plastik tersebut dengan
ether/chloroform yang dimasukkan ke dalam botol kultur lebih kurang ekor lalat
buah. Hati-hati jangan sampai terendam atau terkena medium. Jadi sebaiknya
diletakkan di atas kertas saring. Biasanya dalam waktu kurang 5 menit lalat
buah akan siuman
b. Sebelum
lalat buah siuman tutuplah botol kultur dengan plastik dan ikatlah dengan karet
gelang
c. Tusuk-tusuklah
tutup plastik dengan jarum pentul agar ventilasinya baik
d. Tempatkanlah
botol kultur di tempat yang teduh dan aman
e. Amatilah
biarkan tiap pagi dan sore hari secara teratur. Misalnya setiap jam 08.00 dan
jam 18.00. pengamatan meliputi kapan timbul telur, larva, pupa, pupa berubah
warna, dan keluarnya lalat dewasa (imago). Tuangkanlah hasil pengamatan anda
pada lembar kerja.
E.
Tabel
Pengamatan
Hari
Ke
|
Waktu Pengamatan
|
Kejadian / Perubahan
|
1
|
Siang
|
Belum
ada perkembangan
|
2
|
Siang
|
Belum
ada perkembangan
|
3
|
Siang
|
Belum
ada perkembangan
|
4
|
Siang
|
Ada
embrio
|
F.
Pembahasan
Dari pengamatan yang telah dilakukan yaitu dimulai dari tanggal 29 april
2015 dengan mengamati pertumbuhan dan perkembangan siklus hidup lalat buah
drospila sp dari telur sampai dengan imago. Pengamatan dilakukan selama dua
kali sehari selama 11 hari setiap pagi dan sore. Dimana lalat buah disimpan
didalam botol selai yang sudah ada makanannya kemudian diletakkan di ruangan
yang teduh.
Pada hari ke-0 s/d 1 tubuh lalat tetap berwarna kuning kecoklatan. Dan
dihari kedua mulai ada bercak-bercak putih yang tidak lain itu adalah telur.
Kemudian dihari ke-3 bercak-bercak putih/ telur berubah menjadi larva yang
berwarna puih, bersegmen dan mirip dengan belatung tetapi bentuknya sangat
kecil. Proses ini terus terjadi sampai hari ke-4 dan dihari ke-5 larva mulai
bergerak aktiv ditandai dengan tubuhnya yang menggeliat. Tubuhnya bergerak
semakin aktiv dengan merayap ke atas botol da ukurannya bertambah besar. Pada
hari ke-6 bentuknya hampir menyerupai pupa dimana tubuhnya mulai memendek,
berwarna putih dan sudah tidak bergerak lagi bahkan diam. Di hari 7 s/d 8 sudah
mencapai fase pupa warnanya berubah menjadi putih kecoklatan, masih terlihat
diam, dan segmen tubuhnya mulai terlihat jelas. Pada hari ke 9s/d10 lalat buah
mulai menyerupai bentuk drospila / seperti induknya dahulu. Tetapi ukurannya
kecil dan sayapnya belum terbentang.dan dihari ke 11 lah sudah menjadi
imago/lalat dewasa yang siap unutk dilepas dari botol dan siap untuk terbang.
G.
Kesimpulan
Berdasarkan laporan
hasil penelitian maka disimpulkan bahwa Lalat buah adalah serangga yang
mudah berkembang biak. Dari satu perkawinan saja dapat dihasilkan ratusan
keturunan, dan generasi yang baru dapat dikembangbiakkan setiap dua minggu.
Tahapan fase daur hidup
drosphilla sp adalah telur à larva à pupa à lalat
muda à lalat dewasa/ imago.

3.
Perkembangbiakan Tumbuhan
A. Tujuan
Mengamati struktur bunga.
B. Dasar
Teori
Pada tumbuhan ada 2 cara perkembangbiakan
yaitu generatif dan vegetatif. Genertif ditandai dengan adanya biji, vegetatif
secara alami dan buatan. Pada Angiospermae, bunga merupakan salah satu organ
yang erat hubungannya dengan reproduksi. Bunga tumbuhan ini sebenarnya adalah
merupakan pucuk yang tumbuh menjadi ranting diiringi dengan daun yang mengalami
modifikasi yang idak lain adalah kelopak bunga.
Ditinjau dari segi susunannya bunga dibagi
manjadai bunga lengkap dan bunga tidak lengkap. Pada bungan lengkap memiliki
bagian yang terdiri dari alat perhiasan berupa kelopak dan mahkota bunga sedang
alat reproduksi berupa putik sebagai bunga betina dan benang sari sebagai bunga
jantan.
Berdasarkan atas perkembangbiakan yang dihasilkan, bunga dibedakan atas bunga sempurna
dan bunga tidak sempurna. Bunga sempurna bersifat hemoprodita, karena dalam
satu bunga terdapat putik dan benang sari. Sedangkan pada bunga tak sempurna
disebut bunga uniseksual karena dalam satu bunga hanya terdapat putik saja
disebut bunga betina dan bunga yang hanya memiliki benang sari saja disebut
bunga jantan.
C. Alat
dan Bahan
1. Struktur bunga
2. Loup ( kaca pembesar ) 1 buah
3. Pinset 1 buah
4. Pisau / silet 1 buah
5. Bunga sepatu 1 buah
D. Cara
Kerja
1.
Amatilah bagian-bagian bunga dengan tanpa
merusaknya, perhatikan bagian kelopak, mahkota, benang sari, putik, dan dasar
bunganya.
2.
Gambarlah hasil pengamatan dan lengkapi
keterangan gambar.
3.
Amatilah bagian kelopaknya. Catatlah bentuk
dan warna kelopak yang diamati.
4.
Amati pula mahkota bunganya. Catat bentuk
dan warnanya!
5.
Untuk mengamati benang sari, Anda harus menyiingkirkan bagian mahkota bunga. Hitunglah jumlah benang sari yang
ada. Apakah benang sari melekat pada mahkota bunga ? Catat hasil pengamatan
Anda. Dengan menggunakan kaca pembesar amati bagian kepala sari (anthera).
Apakah anda melihat adanya serbuk sari yang bentuknya mirip debu pada kepala
sari ?
6.
Amatilah bagian putik yang biasanya
terletak di bagian tengah bunga. Catatlah bagaimana bentuk putik bunga
tersebut. Perhatikan bagian ovarium, tangkai putik dan kepala putiknya.
7.
Buatlah gambar struktur putik, meliputi
ovarium, tangkai putik dan kepala putik.
E. Data
Hasil Pengamatan
Struktur pada bunga sepatu marupakan salah
satu contoh bunga lengkap dan bunga sempurna karena bunga sepatu memiliki
kelopak, mahkota, putik dan benang sari. Dalam pengamatan kita dapat melihat
adanya serbuk sari yang mirip debu pada kepala putik.
Gambat
1.
Morfologi
bunga sepatu

Gambar
2.
Sayatan
vertikal bunga sepatu

F.
Pembahasan
1. Kelopak bunga
Kelopak bunga merupakan bagian bunga paling besar,
sebenarnya adalah pucuk daun yang memiliki modifikasi. Fungsinya melindungi
bunga sepatu kuncup. Bentuknya panjang dan ujungnya lancip warnanya hijau.
3. Mahkota bunga
Mahkota bunga terletak dibagian dalam kelopak tersusun
bertumpuk-tumpuk. Mahkota berbentuk bundar dan lebar, pangkalnya kecil,
warnanya merah. Karena warnanya yang cantik dan bunga yang harum sehingga
menjadi daya tarik serangga untuk datang menghisap madu dan membantu
proses penyerbukan. Jumlah mahkota ada 5
buah.
4. Benang sari
Benang sari ada di bagian dalam mahkota bunga. Benang
sari bentuknya panjang dan kecil. Pada ujungnya terdapat kepala sari. Warnanya
merah kekuning-kuningan. Benang sari fungsinya sebagai alat perkembangbiakan
jantan. Jumlah benang sari ada 74 buah. Benang sari tidak melekat pada mahkota,
serbuk sarinya mirip debu yang terdapat pada kepala sari.
5. Putik
Putik ada di dalam mahkota bunga. Bentuknya bundar, jumlahnya ada 5 warnanya
merah. Fungsinya putik sebagai alat perkembangbiakan betina.
6. Bunga disayat secara vertikal
Ketika bunga disayat akan terlihat ovarium
(bakal buah), yaitu suatu rongga pada bagian dasar karpel dengan dinding tebal disekelilingnya
dan di dalamnya terdapat satu atau lebih ovulum yang nantinya ovarium ini
berkembang menjadi buah. Selain ovarium juga terlihat ovulum (bakal biji) pada
tumbuhan berbiji, suatu struktur yang berisi gamet betina yang setelah dibuahi
gamet jantan berkembang menjadi embrio. Ovulum ini melekat pada dinding ovarium
melalui sebuah tangkai.
G.
Kesimpulan
Bunga sepatu memiliki struktur kelengkapan bunga tapi
tidak bisa melakukan perkembangan secara generatif. Hal tersebut terjadi karena
letak putik berada diatas benang sari, sehingga sulit terjadi penyerbukan dan
pembuahan. Bunga sepatu dikembangbiakan melalui cara vegetatif buatan yaitu
dengan stek batang dan mencangkok.
H. Pertanyaan dan Jawaban
1. Berapa buah benang sari bunga sepatu yang anda amati ?
Ada 5 buah benang sari
2. Apa fungsi benang
sari dan putik ? jelaskan !
Benang sari sebagai alat perkembangbiakan
jantan, putik sebagai alat perkembangbiakan betina. Karena tanpa adanya kedua
alat perkembangbiakan tidak akan terjadi proses pembuahan yang diawali proses
penyerbukan yaitu peristiwa menempelnya dan jatuhnya benang sari ke kepala
putik.
4.
Perkembangan vegetatif buatan
A.
Tujuan
Mengidentifikasi
tumbuhan yang melakukan perkembangbiakan secara vegetatif alami.
B.Dasar Teori
Perkembangbiakan secara vegetatif adalah
perkembangbiakan yang terjadi tanpa melalui proses penyerbukan atau pembuahan.
Tumbuhan yang baru terbentuk berasal dari pertumbuhan dan perkembangan bagian
tubuh tertentu dari induknya. Perkembangbiakan vegetatif dikelompokkan menjadi
dua, yaitu perkembangbiakan vegetatif alami dan perkembangbiakan vegetatif
buatan. Perkembangbiakan vegetatif alami adalah perkembangbiakan tumbuhan tanpa
bantuan manusia. Perkembangbiakan vegetatif alami dapat terjadi melalui spora,
umbi batang, umbi lapis, tunas, akar tinggal, geragih, dan tunas adventif.
C.
Alat dan Bahan
1. Alat-alat tulis dan lembar pengamatan
2. Tumbuhan yang ada disekitar
3. Cangkul kecil atau sekop
D.
Cara Kerja
1.
Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2.
Pergi ke kebun yang ada disekitar tempat
tinggal.
3.
Mencari jenis-jenis tanaman yang melakukan perkembangbiakan
vegetatif alami
4.
Menggali tanaman, jika ingin meyakinkan umbi
atau akar rimpang.
5.
Menggambar morfologi tumbuhan yang melakukan
perkembangbiakan vegetatif alami pada lembar kerja.
E.
Data Hasil
Pengamatan
Perkembangan aseksual alami
pada tumbuhan
Nama tumbuhan dan jenis
perkembangbiakan aseksual
|
Gambar tumbuhan dengan
perkembangbiakan aseksual
|
|
Paku
(spora)
|
![]() |
|
Bambu
(tunas)
|
![]() |
|
Cocor bebek
(tunas daun/ tunas adventif)
|
||
Bawang merah
(umbi lapis)
|
||
Tebu
(umbi batang)
|
![]() |
|
Wortel
(umbi akar)
|
![]() |
|
Jahe
(akar tinggal/ rhizoma)
|
![]() |
|
geragih/ stolon
|
![]() |
F.
Pembahasan
1.
Spora
Spora adalah sel yang berubah fungsi menjadi alat
perkembangbiakan. Ukuran spora sangat kecil dan bentuknya seperti biji.
Tumbuhan yang berkembangbiak dengan spora yaitu jamur, lumut, dan paku-pakuan
2.
Umbi
batang
Umbi batang adalah batang
yang tumbuh di dalam tanah dan ujungnya menggelembung menjadi umbi.
Umbi batang tersebut sebenarnya merupakan cadangan makanan bagi tumbuhan
itu. Pada permukaan umbi batang tumbuh sisik dan kuncup membentuk mata
tunas.
3.
Umbi
lapis
Umbi lapis merupakan
pelepah daun yang berlapis-lapis. Pada bagian atas umbi lapis tumbuh
daun, sedangkan pada bagian bawah umbi lapis terdiri dari cakram dan
akar serabut. Contoh tumbuhan yang memiliki umbi lapis, antara
lain bawang merah, bawang putih, bunga bakung, dan bunga tulip. Perkembangbiakan
umbi lapis dimulai dengan tumbuhnya siung pada tunas ketiak yang
paling luar. Pada awal pertumbuhannya, siung mengambil makanan dari
induknya. Jika siung itu telah berdaun dan berakar, siung itu dapat
membuat makanannya sediri dengan melakukan fotosintesis.
4.
Umbi
akar
Umbi akar adalah akar yang
membesar berisi cadangan makanan. Jika umbi ini ditanam bersama dengan
pangkal batang maka akan tumbuh tunas. Tunas tersebut merupakan tumbuhan
baru. Contoh tumbuhan yang memiliki umbi akar, antara lain dahlia,
wortel, lobak, dan singkong. Pada singkong umbi akarnya tidak dapat untuk
berkembang biak, karena tidak ada pangkal batangnya. Sedangkan umbi
akar pada dahlia dan wortel dapat untuk berkembang biak karena ada
tunas pada pangkal batangnya.
5.
Akar
tinggal
Akar tinggal adalah batang
yang seluruhnya berada dan tumbuh menjalar di permukaan tanah. Tunas
tumbuhan baru tumbuh dari ketiak sisik setiap buku akar
tinggal. Contoh tumbuhan yang memiliki akar tinggal, antara lain
kunyit, jahe, lengkuas, dan kencur.
6.
Geragih
Geragih atau stolon adalah
batang yang tumbuh mendatar di permukaan tanah. Tumbuhan baru dimulai
dengan kuncup ujung yang menyentuh tanah, kemudian membelok ke atas.
Pada bagian yang menyentuh tanah akan tumbuh tunas yang berakar dan
berdaun. Tunas-tunas itu tumbuh menjalar dan tidak tergantung lagi pada
induknya, tetapi masih tetap berhubungan. Contoh tumbuhan yang
berkembang biak dengan cara geragih adalah antanan, arbei, rumput teki,
dan strowberi.
7.
Tunas
Tunas tumbuh dari batang yang terdapat di dalam tanah. Tunas muda menjadi tumbuhan baru dan tumbuh di sekitar induknya sehingga terbentuklah rumpun. Tunas ini tidak tergantung pada induknya. Walaupun induknya ditebang, tunas ini akan tumbuh terus. Tumbuhan yang berkembang biak dengan tunas, antara lain pisang, bambu, dan tebu.
Tunas tumbuh dari batang yang terdapat di dalam tanah. Tunas muda menjadi tumbuhan baru dan tumbuh di sekitar induknya sehingga terbentuklah rumpun. Tunas ini tidak tergantung pada induknya. Walaupun induknya ditebang, tunas ini akan tumbuh terus. Tumbuhan yang berkembang biak dengan tunas, antara lain pisang, bambu, dan tebu.
8. Tunas adventif
Tunas adventif adalah tunas
yang tumbuh tidak di ujung batang dan ketiak daun. Tunas ini tumbuh
di bagian tumbuhan yang biasanya tidak bertunas, seperti pada bagian daun
dan akar. Contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan tunas
adventif adalah cocor bebek, sukun, cemara, dan kersen/talok.
G.
Kesimpulan
Perkembangbiakan vegetatif alami dapat terjadi melalui spora, umbi
batang, umbi lapis, tunas, akar tinggal, geragih, dan tunas adventif.
5. PERKEMBANGBIAKAN
VEGETATIF BUATAN
A. Tujuan
Terampil melakukan perkembangbiakan
vegetatif buatan dengan cara menyambung, okulasi dan cangkok.
B.
Dasar Teori
Perkembangbiakan
secara buatan adalah berkembang biaknya tumbuhan tanpa bantuan campur tangan
manusia.
1.
Metode
Mencangkok / Cangkok
Mencangkok adalah suatu cara mengembangbiakkan tumbuhan
dengan jalan menguliti batang yang ada lalu bungkus dengan tanah agar akarnya
tumbuh. Jika
akar sudah muncul akar yang kokoh, maka batang tersebut sudah bisa dipotong dan
ditanam di tempat lain.
2.
Merunduk /
Menunduk
Merunduk
adalah teknik berkembang biak tumbuh-tumbuhan dengan cara menundukkan batang
tanaman ke tanah dengan harapan akan tumbuh akar. Setelah akar timbul, maka
batang sudah bisa dipotong dan dibawa ke tempat lain.
3.
Menyetek /
Nyetek
Menyetek
adalah perkembangbiak tumbuhan dengan jalan menanam batang tanaman agar tumbuh
menjadi tanaman baru. Contohnya seperti singkong.
4.
Menyambung /
Mengenten
Mengenten adalah perkembang biakan buatan yang
biasanya dilakukan pada tumbuhan sejenis buah-buahan atau ketela pohon demi
mendapatkan kualitas buat yang baik.
C.
Alat dan Bahan
1. Gunting
stek
2. Pisau
tajam
3. Tanah
gembur dan humus
4. Plastik/sabut
kelapa
5. Tanaman
untuk keperluan stek, okulasi, nyambung, dan cangkok
6. Vaselin
D. Cara Kerja
Okulasi (menempel)
1. Tentukan
jenis tanaman yang akan ditempel
2. Tentukan
pula jenis tanaman yang masih muda dengan diameter batang ± 1 cm (sebesar jari
kelingking) dan berasal dari biji serta mempunyai sifat batang dan perakaran
yang kuat, untuk dijadikan batang bawah
3. Buat
torehan persegi panjang dengan ukuran 1,5 x 2 cm pada batang bawah
4. Ambil
kulit yang berisi mata tunas dari ranting tanaman yang akan ditempel dengan
ukuran yang sama dengan torehan pada batang bawah
5. Tempelkan
kulit bertunas pada batang bawah dan ikat dengan tali rafia dan tutuplah dengan
celah-celah yang ada dengan menggunakan vaselin
6. Setelah
tunas baru tumbuh, bukalah tali pengikatnya dan potonglah bagian atas dari
tanaman bawah
Menyambung
1. Carilah
tanaman bawah (root stock) kira-kira sebesar jari kelingking
2. Potonglah
batang tersebut secara miring dengan jarak lebih kurang 5 cm dari permukaan
tanah dan beri sedikit sayatan pada potongan tersebut
3. Ambillah
ranting tanaman yang sejenis yang mempunyai sifat-sifat yang kita inginkan dan
ukurannya kira-kira sama dengan ukuran batang bawah dan dipotong dengan
kmeiringan yang sama dengan kemiringan potongan batang bawah dan diberi sedikit
sayatan pada potongan batang bawah tersebut
4. Sambungkan
ranting tersebut dengan batang bawah, lalu ikat dengan menggunakan sloptip
transparan atau tali rapia
5. Buang
ranting pada tanaman bawah dan jagalah tanaman tersebut agar tidak terkena
sinar matahari terlalu banyak
Menyangkok
1. Tentukan
jenis tanaman yang anda inginkan untuk dicangkok, syaratnya memiliki cambium
dan mudah anda jumpai
2. Pilihlah
cabang yang akan dicangkok dengan diameter ± 2,5 cm dan tidak berpenyakit
3. Kulit
cabang tanaman tersebut sepanjang ± 10 cm dan berjarak 10-15 cm dari pangkal
cabang
4. Buanglah
kambiumnya dengan cara mengoreknya sampai bersih
5. Biarkan
mongering selama 6-2 jam
6. Tutuplah
bagian yang terbuka tersebut dengan tanah yang gembur dicampur kompos
secukupnya
7. Bungkuslah
dengan sabut kelapa atau plastik dan ikatlah kedua ujungnya
E. Tabel
Hasil Pengamatan
Menempel
(Okulasi)
NO
|
KONDISI
TEMPELAN HARI KE-
|
1
|
Belum ada
perkembangan
|
2
|
Belum ada
perkembangan
|
3
|
Belum ada perkembangan
|
4
|
Belum ada
perkembangan
|
Menyambung
NO
|
KONDISI
TEMPELAN HARI KE-
|
1
|
Belum ada
perkembangan
|
2
|
Belum ada
perkembangan
|
3
|
Belum ada
perkembangan
|
4
|
Belum ada
perkembangan
|
Menyangkok
NO
|
KONDISI
TEMPELAN HARI KE-
|
1
|
Belum ada
perkembangan
|
2
|
Belum ada
perkembangan
|
3
|
Belum ada
perkembangan
|
4
|
Belum ada
perkembangan
|
F. Pembahasan
Mencangkok
Teknik mencangkok ini telah umum
digunakan oleh masyarakat. Tetapi dalam kegiatan pencangkokkan ini terdapat
beberapa kelemahan antara lain ; praktikan atau pencangkok harus memiliki
keahlian dalam pencangkokan ini, kegiatan pencangkokkan pada pohon yang telah
tinggi sukar dilakukan karena untuk mencangkok harus lebih dahulu memanjat.
Selain itu karena kegiatan pencangkokkan ini menggunakan cabag tanaman yang
nantinya dipotong, maka terlalu boros dalam pengguanaan bahan tanam (batang
yang untuk dicangkok). Untuk cangkokkan umumnya digunakan cabang orthotrof yang
tidak telalu tua maupun terlalu muda yang umumnya berwarna hijau
kecoklat-coklatan. Bahan untuk pembungkus cangkokkan biasanya digunakan sabut
kelapa atau karung goni untuk membungkus tanah sebagai media perakaran. Supaya
cangkokkan dapat berhasil dengan baik, dengan waktu yang relatif cepat dan
ekonomis maka sabut kelapa atau karung goni diganti dengan plastik. Medium
perakaran tanah dapat diganti dengan gambut atau lumut. Lumut yang digunakan
sebagai media tanam mempunyai sifat selain anti septik juga dapat menahan
kandungan air yang cukup tinggi, sehingga dalam pelaksanaan pencangkokkan tidak
perlu terlalu sering disiram air. Mengenai kulit bagian atas yang diiris
sebaiknya dioles dengan Rootone F yang berguna untuk mempercepat dan
memperbanyak keluarnya akar.
Menyambung
Salah satu teknik menyambung yang
dapat disampaikan dalam laporan ini adalah sambung celah. Adapun teknik-teknik
dalam kegiatan sambung celah itu sebagai berikut:
a. Batang
bawah dipotong mendatar dengan gunting atau pisau yang tajam. Daunnya disisakan
satuata dua pasang kemudian pada luka potongan batang dibuat celah ditengah-tengah
sepanjang 3-4 cm dengan pisau sambung.
b. Entres
dipilih dari ruas ke dua dan dipotong per ruas + 7 cm. Daun
dan cabang dikupir labih kurang 1,5 cm dari sumbu entres. Kemudian pangkan
entres diruncingkan sebelah kanan dan kirinya sepanjang 3-4 cm.
c. Entres
kemudian dimasukkan sedalam celah pada batang bawah, kemudian diikat dengan
tali rafia.
d. Untuk
menjaga kelengesan pada sambungan sambungan sungkup sengan kantong plastik.
e. Untuk
menjaga kelengesan tanah, sebelum dan sesudah penyambungan dilakukan
penyiraman.
f. Setelah
selang 30 – 35 hari dapat diketahui berhasil atau tidaknya penyambungan
tersebut yaitu melihat ada tidaknya tunas yang tumbuh pada batang atas. Bila
tunas sudah kelihatan tumbuh maka sungkup plastik harus dibuka.
Okulasi (menempel)
Perbanyakan tanaman dengan cara
okulasi paling banyak dilakukan dalam perkebunan terutama pada perkebunan karet
dan kakao. Beberapa kelebihan dari perbanyakan tanaman dengan
cara okulasi yaitu :
-
Dengan cara diokulasi
dapat diperoleh tanaman yang dengan produktifitas yang tinggi.
-
Pertumbuhan
tanaman yang seragam.
-
Penyiapan benih
relatif singkat.
-
Pada musim gugur
daun pada tanaman karet daun yang gugur dari satu klon agar serentak pada waktu
tertentu, dengan demikian akan memudahkan pengendalian penyakit Oidium
hevea bila terjadi.
Kelemahan dari perbanyakan tanaman
secara vegetatif dengan cara okulasi yaitu :
-
suatu tanaman
hasil okulasi ada yang kurang normal terjadi karena tidak adanya keserasian
antara batang bawah dengan batang atas (entres)
-
perlu
menggunakan tenaga ahli untuk pengokulasian ini.
-
Bila salah satu
syarat dalam kegiatan pengokulasian tidak terpenuhi kemngkinan gagal atau mata
entres tidak tumbuh sangat besar.
Syarat tanaman dapat diokulasi yaitu :
-
Tanaman tidak sedang Flush (sedang tumbuh
daun baru)
-
Antara batang atas dan batang bawah harus
memiliki umur yang sama.
-
Tanaman harus masih dalam satu family atau
satu genus.
-
Umur tanaman
antara batang atas dan batang bawah sama.
-
Pada klon yang dijadikan batang bawah memiliki perakaran
yang kuat/kokoh, tidak mudah terserang penyakit terutama penyakit akar,
mimiliki biji/buah yang banyak yang nantinya disemai untuk dijadikan batang
bawah, umur tanaman induk pohon batang bawah yang biji/buahnya akan dijadikan
benih untuk batang bawah minimal 15 tahun, memiliki pertumbuhan yang cepat. Pada
klon yang akan dijadikan
batang atas atau entres tanaman harus memiliki produksi yang unggul, dan
memiliki pertumbuhan yang cepat, dan tahan terhadap penyakit.
Teknik Mengokulasi :
-
Membuat Jendela
Okulasi
Ukuran jendela disesuaikan dengan
perisai dan besarnya batang bawah. Untuk batang bawah yang dibawah umur 5-6
bulan dapat ukuran jendela (¾ – 1) cm x (3 – 4) cm.
Torehan membujur dapat dimulai
daribawah atau dari atas. Jarak torehan terbawah lebih kurang 5 cm dari tanah.
Torehan melintang dapat dari atas atau dari bawah. Jika diatas jendela akan
terbuka kebawah atau juga sebaliknya.
Sebelum ditoreh, batang dibersihkan
dari kotoran atau tanah yang menempel akubat percikan air hujan. Setelah
ditoreh akan keluar lateks, lateks ini dibiarkan membeku kemudian dibersihkan
dengan kain sebelum jendela dibuka.
-
Mengambil Mata
Okulasi
Mata okulasi diambil dari kayu
okulssiyang sehat, segar dan mudah dikupas.
Mata okulasi diambil bersama sedikit
bagian kayu, bentuk perisai yang ukuranya sedikit lebih kecil dari ukuran
jendela okulasi. Pengambilan mata okulsi yang terlalu kecil akan mengakibatkan
pemulihan luka lambat.
Untuk melepas bagian kayu,
menariknya pelan-pelan supaya mata tetap menempel pada kulit. Pembuatan perisai
harus bersih dan lapisan kambium jangan sampai terkena tangan atau kotoran.
Perisai yang telah dibuat harus segera diselipkan ke jendela okulasi.
-
Menempel Mata
Okulasi Dan Membalut
Setelah perisai disiapkan, jendela
okulasi dibuka denga cara menarik bibir jendela okulasi. Perisai diselipkan
dibawah jendela okulasi dan dijepit dengan ibu jari untuk memudahkan
pembalutan. Dalam keadaan perisai terlalu kecil, diusahakan supaya tepi tepi
bagian atas dan salah satu sisi perisai berimpit dengan jendela okulasi.
Pembalutan dimulai dari torehan
melintang digunakan plastik ukuran 2 x 0,02 cm dengan panjang 40 cm. Akhir
ikatan sebaiknya dibawah. Pada waktu membalut jangan sampai perisai bergeser.
Pemeriksaan Hasil Okulasi
Pemeriksaan pertama dilakukan 2-3
minggu setelah okulasi dilaksanakan bersamaan dengan pembukaan pembalut.Okulasi
yang gagal diberi tanda dengan mengikat tali pada batang bawah, hal ini
dilakukan untuk memudahkan okulasi janda. Pemeriksaan ke dua dilakukan 10 – 15
hari dari pemeriksaan pertama. Cara pemeriksaan sama seperti pemeriksaan
pertama.
G. Kesimpulan
Setiap tumbuhan
memiliki ciri-ciri makhluk hidup diantaranya berkembang biak, tetapi diantara
kesamaan tersebut banyak sekali perbedaannya, dalam pembahasan kali ini dibahas
masalah perkembangbiakan, perkembangbiakan tumbuhan terdiri dari dua yaitu
vegetatif dan generative, tapi kali ini kita hanya membahas perkembangbiakan
vegetatif, vegetatif terbagi dua seperti yang kita bahas sekarang yaitu
vegetatif buatan, dalam perkembangbiakan vegetatif buatan tumbuhan atau tanaman
memiliki berbagai cara untuk berkembangbiak diantaranya mencangkok, menempel
dan menyambung. Biasanya kegiatan ini banyak digunakan oleh petani untuk
memperbanyak hasil panen. sedangkan pada hewan ada yang bertunas, membelah
diri, fragmentasi, Parthenogenesis.
Tapi dalam penelitian kali ini kami hanya membahas pada tumbuhan saja.
H. Pertanyaan
H. Pertanyaan
1. Mengapa
pada celah-celah tempelan pada percobaan okulasi sebaiknya diolesi dengan
vaselin? Jelaskan!
Jawab:
Agar tidak terkena tangan atau kotoran
2. Mengapa
setelah mata tunas tumbuh menjadi tunas, tanaman bawah harus dipotong?
Jawab: Karena tanaman bawah merupakan kultur jaringan
sangat rentan terhadap serangan hama penyakit dan udara luar.
3. Pada
hari keberapa tunas-tunas batang yang disambung pada percobaan menyambung mengalami pertumbuhan?
Jawab: 2-3 minggu
4. Pada
hari keberapa sambungan tersebut sudah menyatu dengan kuat?
Jawab: 30 – 35 hari
5. Pada percobaan
mencangkok, setelah cambium dikorek, sebaiknya sayatan dikeringkan selama 6-12
jam. Apa
tujuan perlakuan tersebut?
Jawab: Agar cambium tetap kering
6. Pada
hari keberapa akar cangkokkan yang anda kerjakan mulai tumbuh dan pada hari
keberapa perakaran tersebut sudah cukup banyak dan siap disemaikan?
Jawab: Pada hari ke 30-35 mulai
tumbuh akar cangkokan dan pada hari 60-70 akar sudah siap disemaikan.
izn cipas bu
BalasHapusmakasih ibu
BalasHapussangat membantu untuk bahan referensi :)
BalasHapusSangat bermanfaat untuk membuat laporan praktikum ipa
BalasHapusSangat bermanfaat untuk membuat laporan praktikum ipa
BalasHapusSangat bermanfaat dan membantu untuk referensi mem uat laporan..
BalasHapusTrimakasih..☺
Ngebantu bangedd ..thanks
BalasHapusSangat bermanfaat.. makasi🙏
BalasHapusTerima kasih. Ijin copy
BalasHapusSANGAT BERMANFAAT TERIMAKASIH
BalasHapusSangat bermanfaat trimakasih
BalasHapusterimaksih sangat bermanfaat
BalasHapusTerima kasih. Izin copas
BalasHapusIzin nyimak sebagai referensi
BalasHapusMantap
BalasHapusmantap
BalasHapusterimakasih ijin copas semoga semakin sukses bunda
BalasHapus